Pemimpin |
Istilah
“Kepemimpinan” sebagai terjemahan dari “leadership”
seringkali dijumpai dalam kehidupan dan merupakan
persoalan keseharian dalam bermasyarakat, berorganisasi, berusaha,
berbangsa dan bernegara,
dalam pengertian umum kepemimpinan menunjukan proses kegiatan
seseorang dalam memimpin , membimbing , mempengaruhi atau mengontrol
pikiran , perasaan atau tungkah laku orang lain. Ketika pada masa
Socrates dulu melakukan kegiatan kepemimpinannya dengan komunikasi
antar pribadi (interpersonal communication), kemudian Demosthenes
dengan komunikasi kolompok (grub communication) maka dalam abad ini
para pemimpin bergiat dengan komunikasi massa (mass communication).
Islam sebagai rahmat
bagi seluruh manusia, telah meletakkan persoalan pemimpin dan
kepemimpinan sebagai salah satu persoalan pokok dalam ajarannya.
Beberapa pedoman atau panduan telah digariskan untuk melahirkan
kepemimpinan yang diridai Allah SWT, yang membawa kemaslahatan,
menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak.
Sejarah Islam telah
membuktikan pentingnya masalah kepemimpinan ini setelah wafatnya
Rasul. Para sahabat telah memberi penekanan dan keutamaan dalam
melantik pengganti beliau dalam memimpin umat Islam. Umat Islam tidak
seharusnya dibiarkan tanpa pemimpin. Sayyidina Umar R.A pernah
berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan
dan tiada kepemimpinan tanpa taat”.
Pentingnya pemimpin
dan kepemimpinan ini perlu dipahami dan dihayati oleh setiap umat
Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam ini, meskipun
Indonesia bukanlah negara Islam.
Dalam artian yang
umum kepemimpinan menunjukan proses kegiatan seseorang dalam memimpin
, membimbing , mempengaruhi atau mengontrol pikiran , perasaan atau
tungkah laku orang lain. Pemimpin adalah mahluk social , itulah
realitas yang tidak dapat dibantah atau diingkari oleh setiap
pemimpin , maka ungkapan ini adalah setiap pemimpin membutuhkan
komunitasnya untuk membangun dukungan atau kerja sama. Selain itu
pemimpin sebagai mahluk social membutuhkan individu lain sebagai
mitra guna membangun kerja sama untuk mencapai tujuan, dapat
dipastikan sebagai individu tidak mungkin pemimpin mampu mewujudkan
semua gagasan , cita-cita dan harapannya seorang diri tanpa
kontribusi dari komunitasnya, hal itulah yang mendorong pemimpin
mendirikan suatu organisasi ,perkumpulan, bangsa ataupun suku. Dalam
Al-Quran juga terdapat ayat yang menganjurkan kita untuk berbangsa
dan bersuku :
“Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”(Al-Hujurrat
: 13)
Dalam pandangan
Islam Allah SWT juga telah memberi tahu kepada manusia, tentang
pentingnya kepemimpinan, sebagaimana dalam Al-Quran kita menemukan
banyak ayat yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan. Salah satunya
dalam Al- Baqarah ayat 30
“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”. (Al Baqarah: 30)
Dalam ucapan-ucapan Nabi SAW
terdapat sebuah Haditz yang jelas dan terang menunjukan bahwa
pemimpin dalam suatu kaum (kelompok) adalah sebagaian dari
ajaran-ajaran yang disampaikan, dan dianjurkan untuk berjama’ah
atau berkelompok yaitu jama’ah dan memiliki pemimpin sebagaimana
ucapan Nabi SAW
“Tidaklah halal bagi tiga
orang yang sedang berada disebuah padang sahara (tanah lapang)
kecuali salah seorang diantara mereka menjadi pemimpin”
(HR. Imam Ahmad didalam musnadnya)
Didalam riwayat lain
“jika tiga orang keluar
untuk berpergian maka hendaknya salah seorang diantara mereka
diangkat sebagai pemimpin”
(HR Abu Dawud)
- Sifat pemimpin
Meskipun tidak mudah
menentukan sifat-sifat dan ciri-ciri seorang pemimpin akan tetapi
kebanyakan pemimpin yang baik dan merupakan cirri-ciri yang
diperhatikan oleh para penilai yang sedang melaksanakan saringan
terhadap calon-calon pemimpin dalam latihan-latihan kader
kepemimpinan, ditegaskan bahwa setiap pemimpin harus memiliki
beberapa sifat yang harus ada dalam setiap pemimpin , antara lain :
- Berkata Benar (Jujur)
Setiap pemimpin yang
diberikan amanah dari golongannya harus menerapkan sifat jujur, dalam
ayat Al-Quran surat An-Nisa ayat 9 juga dijelaskan bahwa seseorang
harus berkata dengan benar (jujur)
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.
Dari segi substansi,
komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran,
faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak
merekayasa atau memanipulasi fakta.
“Hendaklah
kamu berpegang pada kebenaran (shidqi) karena sesungguhnya kebenaran
itu memimpin kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga”
(HR. Muttafaq ‘Alaih).
- Dapat memotivasi
Seorang pemimpin
harus dapat menjadi pelindung dagi anggotanya, dalam islam seorang
pemimpin itu seperti seorang imam yang menjadi penunjuk arah dan
sebagai pemberi arahan, selain itu seorang pemimpin juga harus bias
memberikan motivasi kepada anggotanya , seperti dalam surat An-nisa
ayat 63
Mereka itu adalah orang-orang
yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
Perkataan seorang pemimpin adalah perkataan yang dianggap sebagai
suatu arahan dan sebagai suatu aturan dalam organisasi maka perkataan
seorang pemimpin harus tegas atar dapat membekas pada diri mereka .
- Berkata baik dan sopan
Perkataan pemimpin adalah suatu panutan bagi anggota organisasinya ,
maka setiap ucapan yang keluar harus dipikirkan baik-baik apakah itu
sopan atau itu perkataan yang tidak harus diucapkan, dalan Islam
setiap umat diharuskan berkata baik dan sopan dan itu juga terdapat
dalam surat An-nisa ayat 5
Dan janganlah kamu serahkan
kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang
ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.
Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik dan sopan.
- Manutamakan keadilan
Manusia itu sejajar hanya iman yang membedakannya, seorang khalifah
yang sudah ditunjuk dan diberikan amanah sebaiknya tidak
mebeda-bedakan kaumnya, artinya setiap kaum harus sejajar dan sama
tanpa memandang sebelah mata, dalam Al-quran surat Al-maidah ayat 8
dijelaskan bahwa manusia harus bersikap adil
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
- Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah
Radhiyallahu’anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
- Penglihatan social
Yang dimaksud dengan penglihatan social adalah kecakupan dalam
melihat dan memahami perasaan, sikap , dan kebutuhan anggota-anggota
lainnya dalam kelompok , kecakapan ini sangat dibutuhkan untuk
memenuhi tugas kepemimpinan.
- Keseimbangan emosional
Berdasarkan penelitian ternyata keseimbangan emosional merupakan
factor penting dalam kepemimpinan , penelitian tersebut menunjukan
bahwa seorang pemimpin lebih banyak memiliki sikap perasaan yang
positif terhadap lingkungannya daripada seorang yang bukan pemimpin .
- Prinsip dan Sistem dalam organisasi pemerintahan berdasar ajaran islam
- Prinsip pertama ,Islam dalam Al-Quran dan Sunnahnya mengharuskan kita memegang teguh prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah unum bagi suatu masyarakat (kaum)
- Prinsip kedua, kata “Al-Khilafah” tidak hanya berarti tegaknya seorang kepala bagi kaum muslimin yang menjadi pemimpin dan penguasa mereka yang menggantikan Nabi SAW dalam sifatnya sebagai pemimpin kaum muslimin dan kepala Negara mereka.
- Atas dasar uraian yang telah lalu , ungkapan “system Al-khalifah atau system pemerintahan islam” berarti kumpulan-kumpulan prinsip dasar yang dibawa islam didalam dua sumber nya yang pokok yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
0 comments:
Post a Comment